Tuesday, August 15, 2017

Melihat Jalur Peluncuran Rudal Korut ke Guam



Pemerintah Korea Utara memperlihatkan sekilas rencana serangan rudal balistik ke arah Guam wilayah AS di Pasifik. Dalam foto yang dirilis kantor berita Korut, terlihat jelas jalur rudal yang akan diluncurkan.

Foto-foto yang diliris KCNA (Korean Central News Agency), menunjukkan pemimpin Korut Kim Jong Un sedang memegang sebuah tongkat komando dan menunjuk ke sebuah peta yang digelar di atas meja. Foto tersebut diambil ketika Kim sedang melihat pusat komando militer Korut.

Peta yang bertuliskan Rencana Serangan Pasukan Strategis itu menunjukkan jalur rudal bertenaga nuklir yang berawal dari pantai timur Korut, kemudian terbang di atas wilayah Jepang dan berhenti di wilayah Guam. Kim Dong Yub yang merupakan pasukan pakar militer Institut Kajian Timur Jauh Universitas Kyungnam di Seoul.

Dikatakan Kim Dong Yub, wilayah peluncuran rudal tersebut sepertinya terlihat dalam peta itu, berada di sekitar Sinpo, pantai sebelah timur Korut yang menjadi pangkalan kapal selam rezim komunis.

Sebelumnya Korut ingin meluncurkan empat rudal jarak menengah yang akan mengudara di atas wilayah Shimane, Hiroshima dan Koichi di Jepang. Rudal tersebut akan mengudara sejauh 3.356 kilometer dalam waktu 1.065 detik atau 17 menit 45 detik.

Warga sipil Korut telah melihat foto ini di surat kabar dan televisi. Korut menunjukkan kepercayaan dirinya dan memberitahu Amerika Serikat. Ini juga akan memberi tanda bahwa Korea Utara telah mempelajari semuanya dalam waktu yang lama dan sudah mempersiapkan semuanya, ucap Kim dong Yub.

Usai melakukan pemeriksaan, Kim Jong Un memutuskan menunda serangan rudal ke arah Guam. Dia menyatakan ingin mengawasi AS yang disebutnya melakukan tindakan bodoh dengan tetap melakukan latihan militer dengan Korsel. Rencananya AS dan Korsel akan melakukan latihan militer gabungan pada 21 Agustus mendatang.

Sempat Diancam Trump, Pemimpin Venezuela Perintahkan Latihan Militer



Dalam minggu ini Presiden Venezuela Nicolas Maduro memerintahkan pasukan militernya untuk melakukan latihan. Hal ini sebagai respons atas ancaman dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai kemungkinan aksi militer terkait krisis politik di Venezuela.

Saya telah memberikan sebuah perintah kepada kapal staf militer agar mempersiapkan latihan militer nasional bagi pertahanan bersenjata negara Venezuela, ucap Maduro di ibu kota Caracas.

Dikabarkan, latihan militer itu akan berlangsung pada 26 dan 27 Agustus mendatang.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan pilihan militer sebagai respons atas krisis politik Venezuela. Donald Trump mengatakan situasi di Venezuela sebagai kekacauan yang sangat berbahaya.

Kita juga mempunyai banyak pilihan jika diperlukan, ucap Trump pada wartawan lokal. Kita juga mempunyai pasukan di seluruh dunia di berbagai tempat yang jauh. Venezuela tidak terlalu jauh dan rakyatnya saat ini menderita, ungkap Trump.

Venezuela adalah sebuah tempat kekacauan., ucap Trump.

Menteri Pertahanan Venezuela Jendral Vladimir Padrino mengatakan komentar Donald Trump disebut sebagai aksi kebodohan dan telah membuka wajah asli AS yang menyangkut niatnya untuk menyerang Venezuela. Otoritas Maduro sebelumnya telah berulang kali mengklaim bahwa AS mempunyai rencana untuk menguasai cadangan minyak Venezuela yang sangat banyak.

Monday, August 14, 2017

Korut Tunda Serangan Rudal ke Arah Guam



Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un membatalkan keputusan untuk meluncurkan rudal bertenaga nuklir ke awah Guam wilayah AS. Kim menyatakan akan selalu mengawasi aksi Amerika Serikat (AS) lebih lama lagi, sebelum Kim mengambil keputusan.

Diberitakan media Korut, Korean Central News Agency (KCNA), pemimpin negeri komunis itu menerima laporan dari militer Korut soal rencana penyerangan ke arah Guam dengan rudal balistik.

Minggu lalu, Korut menyatakan akan meluncurkan empat rudal balistik ke arah Guam yang menjadi lokasi dua pangkalan militer AS. Korut menyatakan rencana tersebut tinggal menunggu perintah dari Pemimpin Korut.

Keputusan penundaan rudal balistik itu disampaikan Kim saat melihat pusat komando militer Korut pada Senin (14/8) waktu setempat. Peninjauan itu sebagai kemunculan pertama kalinya Kim di depan publik selama dua minggu terakhir. Dalam peninjauan itu Kim memerika dan menganalisis rencana peluncuran empat rudal ke arah Guam.

Kim Jong Un menjelaskan jika AS tetap melakukan aksi bodoh yang luar biasa berbahaya di Semenanjung Korea dan sekitarnya, mengusi penguasaan DPRK, dan DPRK akan mengambil keputusan penting seperti yang diumumkan, tulis KCNA. DPRK adalah Republik Rakyat Demokratik Korea.

Dalam laporan minggu lalu, Pyongyang menyatakan secara resmi soal rencana peluncuran rudal ke arah Guam, Korut mengklaim akan menembakkan empat rudal balistik antarbenua jenis Hwasong 12 ke perairan Guam.

Dikatakan Korut, rudal tersebut akan mengudara sejauh 3.365 kilometer dalam waktu 1.065 detik atau 17 menit 45 detik. Rudal tersebut akan mendarat di perairan berjarak 30-40 kilometer dari daratan Guam.

Menanggapi ancaman tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump langsung mengancam balik dengan tindakan militer AS untuk Korut yang telah terkunci dan siap jika Korut itu bertindak ceroboh.

Dalam kunjungannya ke pusat komando militer Korut, Kim telah memerintahkan militer Korut untuk selalu siap dan waspada jika pemimpin tersebut mengambil keputusan. Untuk AS, Kim meminta kepada pemerintah AS untuk mengambil keputusan tepat. Demi mengurangi ketegangan dan mencegah konflik militer di Semenanjung Korea.